Pada dasarnya, dalam menjalankan bisnis secara tepat perusahaan dapat menggunakan coaching dan mentoring sebagai alat bantu dalam pemberdayaan karyawan. Melalui coaching dan mentoring nantinya diharapkan karyawan dapat dioptimalkan kinerja sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lebih tertata serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Beberapa orang sering menyamakan aktivitas coaching dan mentoring tersebut. Bahkan, ada juga yang terbalik dalam mendeskripsikan kedua aktivitas itu. Lalu, apa sih perbedaan utama coaching dan mentoring? Berikut ulasan singkatnya.
Sekilas Tentang Coaching
Coaching adalah sebuah proses stimulus yang kreatif, yang dijalankan oleh seorang coach terhadap coachee, sehingga coachee dapat mencapai tujuan profesional dan personalnya. Tujuan profesional adalah tujuan yang terkait dengan peran coachee dalam perusahaan, seperti mencapai target penjualan, mencapai target produksi tertentu, membangun tim yang solid, dsb. Sementara tujuan personal lebih terkait dengan peran coachee sebagai pribadi, seperti punya kesehatan yang lebih baik, mampu membangun relasi dengan teman, rajin berolahraga, dsb.
Pada praktiknya di lapangan, yang berperan sebagai coach adalah leader atau manager di perusahaan, sedangkan yang menjadi coachee adalah anak buah atau anggota timnya. Tantangan terbesar bagi leader atau manager ketika menjadi coach adalah menahan diri untuk tidak terlalu direktif dan “bossy” saat sedang menjalankan peran sebagai coach. Coach perlu lebih banyak mendengar dan memperhatikan kebutuhan coachee.
Menilik Peran Coaching
Sama seperti yang sempat dibahas sebelumnya bahwa coaching dan mentoring memang alat pemberdayaan penting yang perlu oleh perusahaan. Harapannya, dengan digunakan nya kedua hal ini, pada akhirnya perusahaan dapat berkembang dan mencapai target yang diharapkan.
Namun, apa sih sebenarnya tujuan dari coaching ini? Tentunya pertanyaan ini adalah hal yang seringkali ditanyakan. Nah, untuk itu mari simak ulasan berikut untuk informasi lebih jelasnya:
1. Membangun Kesadaran
Coaching dapat digunakan untuk membangun kesadaran dari coachee. Sering kali, seseorang tidak mau maju dan melangkah bukan karena mereka tidak mau, melainkan karena kesadaran mereka belum terbangun. Misalnya, mereka belum memahami pentingnya mempunyai visi pribadi, belum mengetahui kekuatan dan keunikan mereka, belum memahami perlunya menggali kreativitas pribadi, dan lain sebagainya.
Coaching dapat digunakan untuk hal-hal di atas. Dengan proses yang terstruktur, dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seorang coach, coachee dapat menemukan kesadaran pribadinya secara lebih cepat melalui coaching.
2. Memberikan Motivasi
Tonny Robbins, seorang world class performance coach, mengatakan, “Pada dasarnya tidak ada orang yang malas. Yang ada adalah orang-orang yang tidak mempunyai impian pribadi”. Impian pribadilah yang akan membuat seseorang memiliki motivasi dari dalam. Seperti yang Anda tahu, motivasi dari dalam selalu lebih kuat daripada motivasi dari luar. Seorang atasan bisa saja berteriak-teriak kepada bawahannya untuk memotivasi, tetapi ketika bawahan tidak “buy-in” dengan ide yang ditawarkan, maka bawahan itu tidak akan termotivasi.
Sebaliknya, bisa saja atasan justru meminta bawahan menceritakan impian pribadinya dan menggali alasan di balik setiap impian yang dimiliki, dan dari situ sang bawahan dapat menemukan sendiri motivasinya. Motivasi tersebut merupakan motivasi yang didapatkan dari dalam melalui proses coaching.
3. Membantu Menyusun Strategi
Dalam coaching, setelah sebuah gol ditetapkan, coach akan mengajak coachee untuk menggali strategi-strategi apa yang dapat dilakukan untuk mencapai gol tersebut. Sering kali, coachee merasa tidak berdaya dalam menyusun strategi itu. Justru di titik inilah, coach dengan sabar dapat meminta coachee untuk menemukan terlebih dahulu sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya internal maupun sumber daya eksternal.
Bila sumber daya tersebut sudah dapat diidentifikasi, dengan mudah coachee mulai menemukan strategi-strategi baru yang mungkin tidak dia bayangkan sebelumnya. Dengan menjalani proses ini, sebagai bonus dari aktivitas coaching, coachee akan menemukan rasa percaya diri yang lebih tinggi karena dia tidak hanya mampu menetapkan gol pribadinya tetapi juga strategi untuk mencapai gol tersebut.
Sekilas Tentang Mentoring
Meski banyak orang sering menyamakan aktivitas coaching dengan mentoring, sejatinya kedua hal tersebut berbeda. Bila dalam coaching, coach lebih banyak mendengarkan ide dan gagasan coachee atau anak buahnya, dalam mentoring mentor berperilaku sebaliknya, lebih banyak berbicara dan memberikan masukan kepada mentee atau anak buahnya.
Idealnya, seorang mentor adalah orang yang mempunyai pengalaman jauh lebih banyak daripada mentee. Dengan pengalaman yang lebih banyak itulah, mentor membagikan pengalamannya dengan harapan mentee dapat belajar dari pengalaman tersebut tanpa perlu mengalami kegagalan dalam tantangan yang dihadapi.
Mengenal Peran Mentoring
Sama seperti halnya coaching, mentoring pun juga memiliki peran penting dalam pemberdayaan karyawan. Berikut ini adalah peran penting dari aktivitas mentoring:
1. Memberikan Inspirasi Kepada Mentee
Mentoring dapat memberikan inspirasi kepada mentee, lebih-lebih untuk mentee yang sama sekali belum mempunyai pengalaman tertentu. Dengan adanya seorang mentor yang membagikan pengalamannya, mentee dapat mempunyai gambaran yang lebih jelas bagaimana suatu kegiatan dijalankan, mulai dari proses awal hingga mencapai keberhasilan.
Untuk dapat mencapai hal ini, mentor perlu mempunyai keterampilan untuk membagikan pengalamannya secara runtut dan terstruktur sehingga mudah dipahami oleh coachee. Tanpa adanya keterampilan tersebut, sharing dari mentor akan menjadi sia-sia dan tidak menjadi inspirasi bagi mentee.
2. Membantu Mentee Meningkatkan Kinerja
Dalam proses mentoring, mentor juga dapat memberikan feedback atau masukan kepada mentee. Feedback yang diberikan oleh mentor, dapat dipakai oleh mentee untuk mengevaluasi pekerjaan yang sudah dijalankan dan meningkatkan kinerjanya.
Selain itu, mentee juga dapat bertanya kepada mentor tentang tips atau kiat yang dapat dilakukan oleh mentee dalam menghadapi berbagai kesulitan tertentu. Lagi-lagi, pengalaman yang dimiliki oleh mentor dalam menghadapi kesulitan serupa, dapat menjadi petunjuk yang penting bagi mentee.
Inilah perbedaan antara coaching dan mentoring. Keduanya tentu mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dan mempunyai kelebihan serta keunikannya yang berbeda. Mempelajari dan memahami kedua alat pemberdayaan tersebut, membuat Anda sebagai leader mampu memilih pendekatan yang tepat untuk memberdayakan anak buah Anda.