Pengertian Suku Bangsa
Pengertian bangsa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan ethnic group mempunyai definisi yang cukup mendasar. Menurut Koentjaraningrat, konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa adalah:
“suatu golongan manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan sedangkan identitas tadi seringkali (tapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga”.
Suku Bangsa di Indonesia Menurut Para Ahli
Hildred Geertz, menyebutkan terdapat lebih dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan bahsa dan identitas kutural yang berbeda.
Skinner, menyebutkan adanya lebih dari 35 suku bangsa di Indonesia. Masing-masing dengan bahsa dan adat yang tidak sama. Selain itu, Skinner juga menggambarkan perbandingan besarnya suku-suku bangsa di Indonesia. Di antara suku-suku bangsa tersebut, yang tergolong paling besar adalah suku Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, dan Bugis. Adapun suku bangsa yang lain memiliki jumlah yang jauh lebih kecil.
Pembagian Ras Indonesia Menurut Van Vollenhoven
- Aceh
- Gayo-Alas dan Batak.
- Minangkabau
- Sumatera Selatan.
- Melayu
- Bangka dan Biliton.
- Kalimantan
- Minahasa
- Toraja
- Sulawesi Selaatan
- Ternate
- Ambon Maluku
- Irian
- Timor
- Bali dan Lombok
- Jawa Tengah dan Timur.
- Surakarta dan Yogyakarta.
- Jawa Barat.
Ciri-ciri Populasi Suku Bangsa
- Mampu berkembang dan bertahan.
- Mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam bentuk budaya.
- Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri, untuk mewujudkan dan melaksankannya dalam bentuk bahasa daerah yang dimilikinya.
- Menentukan ciri kelompoknya sendiri dan diterima oleh kelompok lain.
Dampak Interaksi Sosial Antarsuku Bangsa
- Pengaruh positif, yaitu apabila antar suku bangsa tersebut melakukan adaptasi dalam bentuk berikut.
- Pengaruh negatif, yaitu apabila dalam melakukan hubungan antar suku timbul suatu masalah atau konflik. Tiap pihak akan bersaing dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Soekanto, konflik ini bersumber pada beberapa hal berikut.
- Suatu suku bangsa tertentu ingin memaksakan unsur-unsur kebudayaan khusus yang dianutnya pada suku bangsa yang lain, baik secara nyata maupun tidak.
- Suatu suku bangsa tertentu mencoba memaksakan unsur-unsur agama yang dianutnya terhadap suku bangsa yang lain.
- Suatu suku bangsa tertentu ingn atau mencoba mendominasi suku bangsa lain secara politis.
- Suku bangsa tertentu bersaing keras untuk mendapatkan lapangan mata pencaharian yang sama, yaitu tujuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar.
- Adanya potensi konflik yang terpendam.
Keanekaragaman Agama di Indonesia
Seorang ahli bernama Clifford Geertz dalam bukunya Religion of Java, membagi masyarakat Islam Jawa ke dalam tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut.
- Golongan priyai, yaitu orang-orang yang berasal dari kaum bangsawan dan orang yang terpelajar.
- Golongan santri, yaitu orang-orang yang menjalankan ajaran agama Islam dengan taat.
- Golongan abangan, yaitu orang-orang yang menganut agama Islam tetapi tidak menjalankan ajaran agama tersebut secara keseluruhan. Mereka banyak dipengaruhi oleh unsur budaya asli dan budaya Hindu.
Perkembangan Agama di Indonesia
a. Agama Hindu-Budha
Agama Hindu-Budha dibawa dari India. Penyebarannya melalui media perdagangan. Orang-orang India yang datang dengan tujuan berdagang sekaligus membawa misi untuk menyebarkan agama. Pada awalnya, agam Hindu berkembang, kemudian dilanjutkan dengan agam Budha. Perkembangan agama Hindu dan Budha juga didukung oleh orang Indonesia sendri. Hal ini disebabkan orang-orang Indonesia yang telah memeluk agama Hindu maupun Budha ingin memperdalam agamanya ke India. Sepulangnya dari India, mereka menyebarkan agama tersebut kepada orang-orang Indonesia lainnya. Dengan perantara orang Indonesia, persebarannya menjadi lebih mudah dan cepat.
Kebudayaan yang dihasilkan dari perkembangan agama Hindu dan Budha ini banyak kita lihat melalui peninggalan-peninggalan, seperti candi-candi. Bahkan sampai sekarang agama Hindu dan Budha masih banyak dipeluk oleh orang-orang Indonesia.
b. Agama Islam
Seperti halnya dengan agama Hindu dan Buddha, agama Islam pun masuk ke Indonesia melalui perantara para pedagang. Mereka berasal dari Gujarat dan Persia. Penyebaran agama Islam ini juga memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar abad ke-7 sampai abad ke-17.
Perkembangannya menjadi kian pesat ketika kerajaan-kerajaan yang memiliki latar belakang budaya Hindu dan Buddha mengalami kemunduran. Kerajaan Sriwijaya yang mengalami keruntuhan, mulai ditinggalkan. Mereka kemudian banyak yang menggabungkan diri ke kerajaan yang baru, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di bumi Sumatera. Sedangkan di Jawa, kemunduran Kerajaan Majapahit yang kala itu menjadi kerajaan terbesar di Jawa memberikan ruang gerak bagi penyebaran agama Islam. Setelah Majapahit runtuh, raja-raja kecil itu banyak yang melepaskan diri dan mendirikan kerajaan Islam pertama di Jawa, yaitu kerajaan Demak. Kerajaan ini kemudian disusul oleh kerajaan-kerajaan lainnya.
Di Kalimantan, penyebarannya dimulai pada abad XVI. Kala itu yang memulainya adalah raja Banjar. Di Sulawesi, kerajaan-kerajaan yang bernuansa Islam mulai berdiri. Di Kepulauan Maluku, penyebaran agama Islam dikembangkan oleh kerajaan Ternate dan Tidore.
Kerajaan-kerajaan Islam tersebut juga mengalami perkembangan yang pesat di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Namun, masa keemasannya segera berakhir ketika bangsa Eropa masuk ke Indonesia.
c. Agama Kristen-Katolik
Bangsa Eropa memiliki peran yang sangat besar dalam penyebaran agama Kristen dan Katolik. Hal ini dimulai ketika bangsa Eropa melalui menjelajah tempat-tempat atau daerah-daerah baru di luar Eropa. Penjelajahan ini dimulai ketika bangsa Eropa menguasai peralatan pelayaran serta menguasai ilmu astronomi untuk membantu pelayaran. Waktu itu, ketika kota Byzantium atau Konstantinopel jatuh ke tangan tentara muslim Turki pada Perang Salib.
Dengan latar belakang seperti itu, maka dimulailah penjelajahan bangsa Eropa tersebut. Ada tiga tujuan utama mereka mengadakan perjalanan, yaitu Gold (emas = mencari dan mengeruk kekayaan dari bangsa yang disinggahi), Glory (Kejayaan = menguasai daerah-daerah baru), dan Gospel (menyebarkan misi keagamaan). Selama melakukan perjalanan tersebut, mereka selalu membawa serta pendeta yang bertugas memberikan penyegaran rohani kepada para awak kapal. Di sisi lain, pendeta itu juga berfungsi menyebarkan agama di daerah tujuan.
d. Agama Khonghucu
Pada awalnya, Khonghucu belum diakui sebagai suatu agama di Indonesia. Namun sejak tahun 2000. Khoghucu diakui menjadi suatu agama pada pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid. Biasanya yang memeluk agama Khonghucu adalah keturunan Cina.