Dasar-dasar Perubahan Sosial

by
Dasar-dasar Perubahan Sosial
Sumber: english.lokaantar.com

Perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial bercirikan modifikasi-modifikasi dalam pola kehidupan manusia. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam segi distribusi kelompok usia, tingkat pendidikan, tingkat kelahiran penduduk, penurunan kadar rasa kekeluargaan, dan informalitas antar tetangga karena adanya perpindahan orang dari desa ke kota dan sebagainya.

Talcott Parson

  1. Affectivityí” berubah ke “affective neutrality”. Dari hubungan-hubungan dan tindakan yang didasarkan pada pertimbangan rasional atau kepentingan tertentu. Modernisasi dan industrialisasi membuat warga masyarakat mampu menunda kesenangan demi sesuatu yang lebih penting, yang kalau dalam aktivitas ekonomi akan muncul sebagai investasi.
  2. Partikularisme” berubah ke ”universalime”. Perubahan dari interaksi dan komunikasi yang terbatas pada kelompok-kelompok, golongan-golongan, atau aliran-aliran, berubah ke lingkup yang lebih luas (universal).
  3. Orientasi kolektif” berubah ke “Orientasi diri”. Perubahan dari orientasi hidup untuk kepentingan kelompok ke kepentingan diri.
  4. Ascriptive” berubah ke “achievement”. Dari penghargaan kepada faktor-faktor bawaan lahir, berubah kepada penghargaan-penghargaan berdasarkan prestasi.
  5. Functionally diffused” berubah ke “functionally specified”. Dari cara kerja yang bersifat umum dan serba meliputi, berubah menjadi berdasarkan kekhususan atau spesialisasi yang dibatasi oleh konteks ruang dan waktu.

 

Konsekuensi Perubahan

  1. Efek sosial penemuan dan invensi.
  2. Kadar perubahan yang tidak merata.
  3. Perubahan sosial dan masalah sosial.
  4. Disorganisasi dan demoralisasi.

 

Spencer (1958), mengemukakan bahwa perubahan yang disarankan akan mengalami penolakan jika:

  1. Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain,
  2. Perubahan itu tidak dipahami,
  3. Perubahan itu dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-nilai penduduk.

Penolakan dan penerimaan perubahan sosial terdiri dari:

  1. Sikap dan nilai-nilai khusus,
  2. Pembuktian invensi
  3. Kesesuaian dengan budaya yang berlaku,
  4. Resiko perubahan.

 

Peran Agen Perubahan

Para agen perubahan yang berhasil sering berupaya menampilkan kesan baik menyangkut perubahan melalui cara mengdentifasikannya dengan unsur-unsur budaya lokal yang sudah dikenal. Para agen perubahan harus mengetahui kebudayaan masyarakat di mana mereka bekerja. Butir pandangan ditekankan dalam banyak buku petunjuk bagi para petugas badan bantuan yang bekerja pada program-program pembangunan di negara-negara berkembang atau bagi para usahawan yang menyiapkan diri untuk bekerja di lingkungan budaya asing bahkan bagi para agen perubahan yang berupaya untuk menunjang perubahan dalam masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *